26 Juni, 2010

Pernyataan Cinta

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,

Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?

Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi manahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.

Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

Dinda

Prahu ini trombang - ambing di tengah badai lautan
mungkin kan karam atau bisa juga tenggelam
Nmunku kan tetap berdiri ditengah buritan
menantikan datangnya sbuah keajaiban

andai ku punya sayap tuk terbang tinggi
kan ku ajak kau ke negri diawan
kita bercanda, tertawa dan bercinta disana
nemani hari - hari kita bersama

Nmun itu smua semu tuk kita berdua
ku percaya kau kan slalu ada
menemani hari - hari bersama
walaupun kau entah berada dimana....

24 Juni, 2010

Kirana...

Kau menusuk sukma kalbuku
dengan seberkas cahayamu.
hangat trasa tiada tara..
sentuhan lembut yang kurasa

kelembutan yang kau punya
tutur kata mu merasuk sukma
tinggalkan seribu tanya dalam jiwa
dari sang pengelana

brapa lama kau bersemayam dalam sukma
sehari, sebulan, setaun atau slamanya
ku hanya bisa duduk simpuh terdiam
menanti jawab dikeheningan malam...


Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai


Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesadaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.

Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kesedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau tlah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”

Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”


# Jalaludin Rumi #

Kearifan Cinta

CINTA yang dibangkitkan

oleh khayalan yang salah

dan tidak pada tempatnya

bisa saja menghantarkannya

pada keadaan ekstasi.

Namun kenikmatan itu,

jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya

kekasih yang sadar akan hadirnya seseorang


#Jalaludin Rumi #

17 Juni, 2010

Beautiful girl...

wherever you are

I knew when I saw you, you had opened the door

something in your eyes left my heart beating so

It was destinys game when love finally came on

I rushed in line only to find That you were gone.

Whenever you are I fear that I might

Have lost you forever like a song in the night


Beautiful girl...

I'll search on for you, Til all of your loveliness in my arms come true

'And I'm glad that it's you

14 Juni, 2010

Kinasih

Kinasih...
Tetes embun pagi membasahi savana
gemericik air menyemarakan suara alam
sambut sang mentari dari peraduan
pacarkan seberkas sinar kehidupan

Kinasih....
dalam relung hati anak gembala
menyanyikan seruling dewa cinta
dapat berharap jadi seorang raja
seorang raja tanpa mahkota
dengan kusir kencana sang kresna

Kinasih...
dalam relung hati berharap kau bersemayam abadi
hangatkan hati yang tengah membeku
dinginkan hati yang tengah membara
dengan kelembutan cinta yang kau Punya






09 Juni, 2010

JuwitaKu

Malam t'lah menyapaku kembali
mengakhiri rasa penat hari ini
bersua kembali bersama sang juwita
hilang sudah rasa lelah dalam raga

Tapi,...
rembulan malam tiada benderang
kemanakah ia gerangan ?
kankah esok ku dapat ia bersinar...
seperti malam - malam yang lalu.
atau kah kan tetap hilang dibalik awan..

08 Juni, 2010

Symphony

Senandung ini kan slalu ada di denganku
ditulis pada lembaran putih kalbu
dengan tinta merah terbuat dihati
tertulis dalam setiap relung jiwa ini

Alunan lembut bisikanmu
menggetarkan sebuah genta cinta
mengembangkan sayap-sayap patah
menghirup aroma nafas cinta

Tetes embun pagi hari tersenyum menyapa mentari
hangat sinar mentari menembus jauh ke dalam sukmaku
burung - burung ikut bernyanyi
bunga di taman firdaus pun tersenyum
terhibur sebuah simphoni







PERIHAL CINTA

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki;

Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.

Dan jangan mengira kau dapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.

Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:

Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

#Khalil Gibran#

REMBULAN

Ta'kala senja menelan sang surya kau hadir kembali
menerangi ku ditengah sebuah pencarianku
sinarmu yang anggun menembus daun dan ranting pepohonan
namun tetap sinarnya tiada berkurang.

Anak gembala bermain tawa dan canda di halaman
sesekali dendangkan lagu dolanan
dibawah gemerlap lintang dan rembulan
membawa sukma dalam ketenangan.

Ah,..knpa hujan turun tiba-tiba
hilang sudah semua awal yang indah
meninggalkan rasa kesal di sukma
dengan sederet tanda tanya yang gundah
Kan kah dia kembali menerangi malam ini.

ku bersandar diperaduan malam sambil termenung
kan kah esok hari, di kala surya tlah tenggelam
Rembulan itu kan tetap bersinar menerangi malam
dan menemani ku dengan cahaya diperaduan


(dia yang jauh dari pandanganku)










MALAM

Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya di wajah bumi, aku bangun dan berjalan ke laut, “Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaannya itu laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.”,

Ketika aku sampai di pantai, kabut dari gunung menjuntaikan kakinya seperti selembar jilbab yang menghiasi wajah seorang gadis. Aku melihat ombak yang berdeburan. Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan dan bermeditasi di atas kekuatan abadi yang tersembunyi di dalam ombak-ombak itu – kekuatan yang lari bersama angin, mendaki gunung, tersenyum lewat bibir sang mawar dan menyanyi dengan desiran air yang mengalir di parit-parit.

Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan duduk di atas sebongkah batu. Aku menghampirinya seolah-olah ada kekuatan yang menarikku tanpa aku dapat melawannya.

Aku berhenti beberapa langkah dari Putera Kegelapan itu seakan-akan ada tenaga magis yang menahanku. Saat itu, salah satunya berdiri dan dengan suara yang seolah berasal dari dalam laut ia berkata:

“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta tanpa keindahan seperti bunga tanpa aroma semerbak dan seperti buah tanpa biji. Hidup, cinta dan keindahan adalah tiga dalam satu, yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Putera kedua berkata dengan suara bergema seperti air terjun,”Hidup tanpa berjuang seperti empat musim yang kehilangan musim bunganya. Dan perjuangan tanpa hak seperti padang pasir yang tandus. Hidup, perjuangan dan hak adalah tiga dalam satu yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Kemudian Putera ketiga membuka mulutnya seperti dentuman halilintar :

“Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal seperti roh yang kebingungan. Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga dalam satu, abadi dan tidak pernah sirna.”

Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan berkata dengan suara yang menggerunkan sekali:

‘Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Akibat dari kebebasan,
Tiga manifestasi Tuhan,
Dan Tuhan adalah ungkapan
dari alam yang bijaksana.’

Saat itu diam melangut, hanya gemersik sayap-sayap yang tak nampak dan getaran tubuh-tubuh halus yang terus-menerus.

Aku menutup mata dan mendengar gema yang baru saja berlalu. Ketika aku membuka mataku, aku tidak lagi melihat Putera-Putera Kegelapan itu, hanya laut yang dipeluk halimunan. Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun kecuali asap dupa yang menggulung ke syurga.

# Khalil Gibran #

WAKTU

Dan seorang pakar astronomi berkata, “Guru, bagaimanakah perihal Waktu?”

Dan dia menjawab:

Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.

Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,

Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.

Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?

Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandung di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?

Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,

Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

# Khalil Gibran #

NYANYIAN SUKMA

Di dasar relung jiwaku

Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu

yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku

dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,

Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?

Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana

Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku

Kerna aku risau, dia akan terhempas

Di telinga pendengaran yang keras.

Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,

Dan pabila kusentuh hujung jemariku

Terasa getaran kehadirannya.

Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,

Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya

bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu

Bagai titik-titik embun syahdu

Yang membongkarkan rahsia mawar layu.

Lagu itu digubah oleh renungan,

Dan dikumandangkan oleh kesunyian,

Dan disingkiri oleh kebisingan,

Dan dilipat oleh kebenaran,

Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,

Dan difahami oleh cinta,

Dan disembunyikan oleh kesedaran siang

Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,

Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah

Yang mampu membawakannya berkumandang?

Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:

Suara manakah yang dapat menangkapnya?

Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,

Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?

Siapa berani menyatukan debur ombak samudra

dengan kicau bening burung malam?

Siapa yang berani membandingkan deru alam,

Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?

Siapa berani memecah sunyi

Dan lantang menuturkan bisikan sanubari

Yang hanya terungkap oleh hati?

Insan mana yang berani

melagukan kidung suci Tuhan?

# Khalil Gibran #

SURAT DARI KEKASIH

Untukmu yang selalu Kucintai,

Saat kau bangun di pagi hari,Ku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, bercerita, meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu walaupun hanya sepatah kata.

Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu….

Tetapi Ku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja…

Tak sedikitpun kau menyadari Ku di dekat mu.

Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap,

Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk…

Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun.

Kemudian Ku melihat engkau menggerakkan kakimu.

Aku berpikir kau akan datang kepadaKu, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.

Aku melihatmu ketika Kau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan semua kegiatanmu Aku berpikir Kau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun menyapaKu.

Kau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu dengan lembut sebelum menyentuh makanan yang kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya…..

Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan Aku masih berharap kau akan datang kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, kau menghidupkan TV, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya kau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati siaran yang ditampilkan, hingga waktu-waktu untukKu dilupakan.

Kembali Ku menanti dengan sabar saat kau menikmati makananmu tetapi kembali kau lupa menyebut namaKu dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan.

Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah.

Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa karna mungkin kau masih belum menyadari bahwa Ku selalu hadir untukmu.

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.

Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.

Baiklah….. kau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu…

Tapi yang Kutunggu … ah tak juga kau menyapaKu.

Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan

Subuh lagi kau masih tidak mempedulikan Aku.

Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada pula harapan dan keinginan untuk sujud kepadaKU….

Apakah salahKu padamu …? Rezeki yang Kulimpahkan,

kesehatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukurniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKu ???

Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat kau akan menyapaKu, memohon perlindunganKu, bersujud menghadapKu … Kembali kepadaKu.

Yang selalu bersamamu setiap saat,

Tuhanmu….

-: Khalil Gibran :

CINTA

Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.

Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang? ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:

Pabila? cinta menghampirimu, ikutilah ia
Walaupun jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu.

Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
karna sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi

Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingmu sehingga engkau hancur
mengayakmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
menyirammu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sekerat roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci

Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rhasia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang hancur itu

dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu

Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal siapa - siapa
dan cinta tidak boleh dikawal siapa - siapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya

Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
“kejadian adalah hatiku,” sebaliknya berkatalah:
“aku adalah kejadian”

Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
karna seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu

Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan cinta yang tidak terperi
untuk kembali ke rumahmu ketika air mati
dengan rasa kesyukuran di dalam hati
dan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu kesyukuran pada bibirmu

# Khalil Gibran #

 
Kembali lagi ke atas